MENJAWAB KERAGUAN DENGAN MERAIH SUKSES
Dalam pergaulan di tengah masyarakat, tidak sedikit terjadi ‘friksi’ satu sama lain. Ketika hal ini terjadi, yang biasanya timbul karena adanya perbedaan, tidak jarang salah satu pihak merendahkan pihak yang lain, sehingga pihak yang direndahkan bisa saja membalas dengan melakukan aksi yang sama. Namun, dibalik itu semua ada cara yang jauh lebih baik dan bijak dalam mengambil sikap ketika direndahkan oleh pihak lain yaitu dengan menjadikannya sebagai motivasi untuk meningkatkan potensi diri dengan cara meraih puncak prestasi setinggi-tingginya melewati batas pencapaian orang-orang yang mencemooh dan merendahkan.
Motivasi yang memacu agar kita sukses adalah dengan mengingat orang-orang yang underestimate kepada kita. Kita tidak boleh lupa kepada yang meremehkan dan tunjukkan kepada mereka bahwa kita bisa melebihinya karena mempunyai karya. Bahkan mereka harus mengakui bahwa kita hebat. Pengakuan itu harus kita dapatkan, walau tidak secara langsung.
Sukses terbesar adalah ketika kita terpacu untuk terus berprestasi dan berkarya dalam mencapai goals yang kita tetapkan. Sukses itu akan tercapi ketika kita bisa meraih cita-cita pada masa itu. Sekarang tergantung kita, cita-cita apa yang ingin dicapai di kemudian hari.
Tantangan terbesar dalam bisnis ini adalah SDM yang semakin printar. Karena memang seperti itulah bisnis kita, menciptakan orang pintar. Jadi SDM pada level-level karyawan tetap akan meningkat menjadi manager yang handal. Nah, tantangannya orang pintar tersebut mencari tempat lain. Itu kadang yang membuat sebuah perusahaan jatuh. Untuk menghindarinya, jangan pernah tergantung pada orang hebat yang kita andalkan. Saya tidak ada ketergantungan terhadap orang.